RUMAH BELAJAR – lanjutan dari artikel sebelumnya mengenai Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Perencanaan, kali ini akan kami ulas tentang teori perencanaan yang terdiri dari 6 teori perencanaan yaitu : Teori Sinoptik , Teori Inkremental, Teori Transaktif, Teori Advokasi, Teori Radikal , Teori SITAR . berikut ini kami jelaskan secara singkat keenam teori tersebut.
Teori Perencanaan
Menurut Hudson dalam Tanner (1981) menyatakan taksonomi perencanaan antara lain sinoptik, incremental, transakti, advokasi, dan radikal. Selanjutnya dikembangkan oleh Tanner (1981 ) dengan nama teori SITAR sebagai pengabungan dari taksonomi Hudsen.
1. Teori Sinoptik
Teori menggunakan model berfikir sistem dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut misi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi, identifikasi masalah, memprediksikan ruang lingkup masalah, mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2. Teori Inkremental
Teori ini sangat berhati-hati teradap ruang lingkup objek yang akan direncanakan. Jika sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada dan memberikan manfaat memadai, barulah direncanakan dan teori ini tidak cocok untuk jangka panjang.
3. Teori Transaktif
Teori transaktif menekankan pada hakikat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi. Teori ini merupakan perencanaan yang terdesentralisasi karena perencanaan sepenuhnya tergantung kebutuhan idividu-individu didaerah atau disekolah, karena sekolahlah yang paling tau apa yang terbaik bagi sekolahnya.
4. Teori Advokasi
Teori ini menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak berdasarkan pengalaman secara empiris atau penelitian, melainkan atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai advokasi.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri dan dapan menangani lembaganya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, sedangkan teori ini mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah :
a. Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
b. Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
c. Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
Semoga bermanfaat, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat menurut anda silakan like dan share agar dapat membantu teman-teman pembaca yang lain. SALAM EDUKASI