Pada umumnya Gambar dan Pakaian adat dari Sumatera Utara yang dikenal dikalangan masyarakat terdiri dari Pakaian adat pengantin (Busana Pengantin), Busana Tradisional Wanita dan Busana Tradisional Pria.
1. Gambar dan Nama Pakaian Adat Sumatera Barat – Busana Pengantin
Pakaian adat yang dipergunakan oleh mempelai (pengantin) di Sumatera Barat memiliki beberapa variasi. Perbedaan ini berdasarkan pada pembagian beberapa adat nagari di Sumatra barat.
- Busana pengantin kota Bukittinggi dan kabupaten Agam
- Busana pengantin kota Padang dan sekitarnya
Busana pengantin untuk Kota Padang memiliki kekhasan tersendiri jika dibandingkan busana daerah lain di Minangkabau karena dalam sejarahnya selain oleh budaya Minangkabau, busana pengantin kota Padang juga dipengaruhi oleh kebudayaan busana negara-negara Eropa dan Tiongkok. Hal ini terlihat dari segi corak dan pemilihan warna.
Sumber gambar : Wikipedia Indonesia |
2. Gambar dan Nama Pakaian Adat Sumatera Barat – Busana Tradisional
a. Pakaian Adat Tradisional Wanita Sumatera Barat
- Baju Batabue (Baju Bertabur)
- Minsie
- Tingkuluak (Tengkuluk)
- Lambak atau Sarung
- Salempang
- Dukuah (Kalung)
- Galang (Gelang)
- Palaminan
Pelaminan adalah tempat kedudukan orang besar seperti raja-raja dan penghulu. Pada masa dahulu hanya dipakai pada rumah adat namun sekarang juga dipakai pada pesta perkawinan. Hal ini mungkin disebabkan marapulai dan anak dara sebagai raja dan ratu sehari. Perangkatan pelaminan mempunyai kaitan dengan hidup dan kehidupan masyarakat adat Minangkabau. Dahulu memasang pelaminan pada sebuah rumah harus dengan seizin penghulu adat dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan adat yang berlaku. Pelaminan mempunyai bahagian-bahagian dan semuanya saling melengkapi.
b. Pakaian Adat Tradisional Pria Sumatera Barat
Pakaian adat pria Sumatera Barat disebut dengan pakaian penghulu. Pakaian Penghulu merupakan pakaian kebesaran dalam adat Minangkabau dan tidak semua orang dapat memakainya. Di samping itu pakaian tersebut bukanlah pakaian harian yang seenaknya dipakai oleh seorang penghulu, melainkan sesuai dengan tata cara yang telah digariskan oleh adat. Pakaian penghulu merupakan seperangkat pakaian yang terdiri dari :
- Destar
- Baju
- Sarawa
- Sasampiang (Sesamping)
- Cawek (Ikat Pinggang)
- Sandang
- Keris
- Tungkek (Tongkat)
Penjelasan Pakaian adat Pria Sumatera Barat :
Destar
Deta atau Destar adalah tutup kepala atau sebagai perhiasan kepala tutup kepala bila dilihat pada bentuknya terbagi pula atas beberapa bahagian sesuai dengan sipemakai, daerah dan kedudukannya.
Baju
Baju penghulu berwarna hitam sebagai lambang kepemimpinan. Hitam tahan tapo, putiah tahan sasah (hitam tahan tempa, putih tahan cuci).
Sarawa
Ungkapan adat mengenai sarawa ini mengatakan “basarawa hitan gadang kaki, kapanuruik alue nan luruih, kapanampuah jalan pasa dalam kampung, koto jo nagari, langkah salasai jo ukuran (bercelana hitam besar kaki, kepenurut alur yang lurus, kepenempuh jalan yang pasar dalam kampung, koto dan nagari langkah selesai dengan ukuran). Celana penghulu yang besar ukuran kakinya mempunyai pengertian bahwa kebesarannya dalam memenuhi segala panggilan dan yang patut dituruti dalam hidup bermasyarakat maupun sebagai seorang pemangku adat. Kebesarannya itu hanya dibatasi oleh salah satu martabat penghulu, yaitu murah dan mahal, dengan pengertian murah dan mahal hatinya serta perbuatannya pada yang berpatutan.
Sasampiang (Sesamping)
Sasampiang adalah selembar kain yang dipakai seperti pada pakaian baju teluk belanga. Warna kain sesampiang biasanya berwarna merah yang menyatakan seorang penghulu berani.
Cawek (Ikat Pinggang)
Cawek yang berarti ikat pinggang. Cawek penghulu dalam pakaian adat ialah dari kain dan ada kalanya kain sutera. Panjang dan lebarnya harus sebanding atau lima banding satu hasta dan ujungnya pakai jumbai dan hiasan pucuk rebung. Arti yang terkandung dari cawek ini dapat disimpulkan bahwa seorang penghulu harus cakap dan sanggup mengikat anak kemenakan secara halus dan dengan tenang mendapatkan akal budinya.
Sandang
Sesudah memakai destar dan baju, celana serta sesamping maak dibahu disandang pula sehelai kain yang bersegi empat. Kain segi empat inilah yang disebut sandang. Kain segi empat yang disandang ini dalam kata-kata simbolisnya dikatakan “sandang pahapuih paluah di kaniang, pambungkuih nan tingga bajapuik”, pangampuang nan tacicie babinjek”. Pengertiannya adalah bahwa seorang penghulu siap menerima anak kemenakan yang telah kembali dari keingkarannya dan tunduk kepada kebenaran menurut adat. Begitu juga segala ketinggalan ditiap-tiap bidang moril maupun materil selalu dijemput atau dicukupkan menurut semestinya.
Keris
Penghulu bersenjatakan keris yang tersisip di pinggang. Orang yang tidak penghulu, tidak dibenarkan memakai keris; kecuali menyimpannya.
Tungkek (Tongkat)
Tongkat juga merupakan kelengkapan pakaian seorang penghulu.
Dan berikut beberapa gambar busana dan pakaian adat dari Sumatera Barat :
Pakaian Penghulu |
Busana Petinggi adat minangkabau |
Busana Pria Adat Sumatera Barat |
Busana Wanita Sumatera Barat |
Demikian penjelasan mengenai Gambar dan Nama Pakaian Adat dari Sumatera Barat. Semoga bermanfaat.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Busana_tradisional_Sumatera_Barat